Search
Tertarik Pasang Iklan ? Hubungi

Kali Sukalila Cirebon Tempo dulu Hingga Sekarang

IMG-20220328-WA0012.jpg

Kali Sukalila Cirebon Tempo dulu Hingga Sekarang

Cirebon,ekspresinews.com
Kota Cirebon adalah kota pesisir yang terletak diperbatasan Jawa tengah dan Jawa Barat, Kota ini menurut naskah tutur tradisi berawal dari pedukuhan Kebon Pesisir Lemahwungkuk di tepi laut, yang di bangun oleh Pangeran Walangsungsang Cakrabuwana. Dari Masyarakat pesisir (Fishing Society) yang banyak didatangi para saudagar (pedagang) mancanagari terbentuklah Masyarakat Pedagang (Trading Society) yang berinteraksi (Information Society), perkembangan selanjutnya meluas kedaerah selatan yang merupakan daerah subur dikaki pegunungan Ciremai yang banyak menghasilkan kayu Jati untuk pembuatan perahu dan, komoditi alam lainnya yang dapat diperdagangkan, maka terbentuklah Masyarakat Agraris (Agricultural Society). Puncak dari semua perkembangan Kota Cirebon adalah Terbentuknya Masyarakat Madani (Civil Society) Caruban (perpaduan berbagai bangsa) berdasarkan Syariat Islam yang ditegakan Oleh Kanjeng Gusti Sinuhun Syekh Syarif Hidayatullah ( 1448-1568) atau Susuhunan Gunung Jati pada tahun 1479 Masehi.

Sebagai Kota Pesisir dan kota dagang pada masanya, perkembangan kota Cirebon sangat didukung dan dipengaruhi oleh keberadaan sungai-sungai (kali) disekitarnya seperti kali Suba (kali Krian), kali Bacin, dan kali Sukalila sebagai sarana transpormasi penghubung daerah pedalaman Cirebon. Pada tulisan ini penulis hanya menerangkan keberadaan dan fungsi kali Sukalila pada awal perkembangan kota Cirebon.

Sukalila, Urat Nadi Kota Cirebon
Kali Sukalila adalah saksi sejarah perkembangan Kota Cirebon tempo dulu, kali ini membentang dari arah barat ke timur memotong kota Cirebon sepanjang pesisir utara. Berdasarkan Arsip Rancanan Tata Ruang Wilayah Cirebon Jaman VOC tahun 1690 kali Sukalila telah ada, keberadaan kali Sukalila antara dulu dan sekarang berbeda. Kali Sukalila yang Sekarang telah diluruskan oleh pemerintah Belanda, kali ini mengalir sepanjang Jalan Sukalila Utara – Sukalila Selatan melintas Jembatan Pasar Pagi lurus ke Jalan Kalibaru Utara – Kalibaru Selatan dan bermuara ke teluk Cirebon dekat pintu pelabuhan III. Kali Sukalila merupakan pertemuan beberapa anak sungai yaitu kali Cimangu, kali Sijarak, kali Kemlaka dan saluran dari Tangkil menyatu menjadi kali Sukalila. Nama itu mengacu pada legenda Syekh Magelung Sakti yang konon ikhlas rambutnya di potong oleh Sunan Gunung Jati disekitar kali Sukalila (Karanggetas).

Kali Sukalila Mengalir dari Jembatan Jalan KS Tubun (Jl. Pamitran) menuju sepanjang Jl. Sukalila Selatan (Jl. Sukalila Utara tempat Pasar Mambo di tahun 1930an belum ada) melintas Jembatan Pasar Pagi terus sepajang Jl. Kalibaru Utara – Kalibaru Selatan bermuara ke laut. Kali dari jembatan Pasar pagi sampai ke laut disebut Kali Baru atau Kali Anyar karena sengaja dibuat belakangan untuk menantisipasi banjir di Cirebon. Pada dasawarsa akhir abad 17 (tahun 1690) kali Sukalila mengalir berkelok dari setelah jembatan Pasar Pagi berbelok ke kanan sepanjang Jl. Karanggetas (Krakatas Wegh) sekarang memotong melintasi beberapa Jalan dan kampung (Jl.Kali Baru Selatan – Jl. Bahagia – Sekitar kampung Panjunan – Sampai bermuara ke Pabean ( Komplek Jl. Benteng dan Pelabuhan Cirebon). Diperkirakan disekitar kampung Panjunan (Sekarang Cirebon Mall) sebelum bermuara ke Pabean ( Pelabuhan atau Benteng De Beschermingh ) kali Sukalila menyatu dengan kali Bacin membentuk Kali Cirbon (Cirbon Revier) yang mengalir di samping Benteng De Beschermingh (Sekarang Penjara dan Pelabuhan Cirebon) bermuara ke laut. Dalam arsip foto KITLV Leiden terdapat tiga buah foto yang mengambarkan aktifitas disekitar Kali Anjar (kali baru) di tahun 1910 disana terdapat pedagang dan para nelayan masih menambatkan perahunya dibantaran kali.

Pelestarian Kali Sukalila untuk Wisata Sejarah
Dari uraian diatas jelas bahwa Kali Sukalila pada masanya mempunyai kontribusi besar bagi sejarah perkembangan dan perdaganan kota Cirebon dan bukan hanya sekedar drainase. Bagi penulis kebersihan Kali Sukalila dan dapur pedagang Pasar mambo tetap ngebul sama pentingnya, yang terpenting adalah mewujudkan Kali Sukalila agar tetap bersih dan tidak bau menyengat serta kelestarian lingkungan hidup adalah diatas segalanya. Pemerintah Kota Cirebon dan unsur terkait dengan masalah ini harus segera membuat kebijakan tepat yang pro masyarakat dan melestarikan lingkungan hidup agar anak cucu kita kelak tidak sengsara. Kawasan sepanjang kali Sukalila sampai Kalibaru sampai ke muaranya sebetulnya dapat ditata dan dikembangkan sebagai Kawasan Pusaka (Heritage Distric) untuk kepentingan Wisata Bahari karena Cirebon adalah awalnya Nagari Bahari. Lestarkanlah Pusaka Cirebon, Ingatlah Tutur leluhur “ Gunung-gunung digawe sawah angel temen banyonane, sawah-sawah digawe umah angel temen luru pangane, aja sampe manuk mabur pada mandeg, banyu mili dadi meneng, bumi becik ala menusa ”. Semoga bermanfaat.

(Harun sujtejo/WAG Jejak Perilasan/Red)

Diakses MC AMPER@ PressTASI dan PUSAKA

📱081802391556.
O93148223467.

Berita Lainya...

Verified by MonsterInsights