Search
Tertarik Pasang Iklan ? Hubungi

Artikel Hadi Supangat Cirebon : Mengenal Allah Dari Ciptaan Secara Ilmiah Dengan Kacamata Ilmu Ma,rifatullah (Mengenal Allah)

IMG-20230402-WA0006

Artikel Hadi Supangat Cirebon : Mengenal Allah Dari Ciptaan Secara Ilmiah Dengan Kacamata Ilmu Ma,rifatullah (Mengenal Allah)

Ilmu ini sangat penting untuk mengenal Allah lebih dekat, agar kita tidak kesulitan dalam mengingat Allah saat sholat maupun diluar sholat.

Mencari ilmu kalau harus kuliah tentu tidak semua orang mampu, karena membutuhkan biaya ratusan juta, sedang ini gratis tanpa tanpa harus pergi jauh-jauh ke Amerika, cukup dg rajin membaca tulisan apapun yg terkait kajian Al-Qur,an dan Hadist agar puasa kita lebih Abdol karena di isi oleh hal-hal yg positif.

Penulis juga bukan orang yg pinter atau sok keminter, tapi orang yg mau berfikir, rajin membaca Al-Qur,an dan Hadist, serta buku-buku lain untuk mendapatkan ilmu, sehingga menjadi orang yg platuisme, karena manusia di beri akal dan hati oleh Allah, agar dapat di gunakan untuk berfikir positif terutama tentang Allah agar kita bisa mengenal Allah yg kita sembah, jangan sampai menyembah Allah tapi tidak mengenal yg disembah.

MARI KITA PAHAMI TULISAN DI BAWAH INI

Alam beserta isinya memiliki berbagai jenis zat, zat tersebut berasimilasi membentuk alam dan benda-benda hidup dan mati yg ada di alam semesta ini.

Zat-zat-tersebut jika di usut tali benang merahnya khasanahnya (asal muasalnya) dari Allah.

Allah memiliki Zat yg Maha Besar lagi Maha Halus yg tidak bisa dilihat dan diraba oleh siapapun, kecuali oleh akal orang yg berilmu Ma,rifatullah (mengenal Allah)

Melalui Zat-Nya Allah menciptakan alam semesta dg bahan baku berasal dari diri-Nya yg di turunkan kwalitas kehalusannya, kemudian berasimilasi menjadi suatu yg padu. Sesuatu yg padu tersebut adalah cikal bakal materi alam yg di proses melalui masa, masa tersebut adalah proses penciptaan cikal bakal mahluk yg merupakan sesuatu yg belum dapat di sebut sebagai mahluk.

Allah berfirman:

هَلْ اَتٰى عَلَى الْاِ نْسَا نِ حِيْنٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًـا مَّذْكُوْرًا
“Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”
(QS. Al-Insan 76: Ayat 1)

Kemudian suatu yg padu tersebut membentuk langit dan Bumi melalui proses pemisahan, dalam proses pemisahan tersebut terjadi ledakan besar (Big Bang), sebagaimana yg Allah firmankan di bawah ini:

Allah berfirman:

اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ كَا نَـتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَا ۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?”
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 30)

Zat Suatu yg padu tersebut adalah gumpalan Zat Allah yg sudah mengalami degradasi dan adaptasi serta berasimilasi membentuk cikal bakal materi yg akan membentuk langit dan bumi.

Langit dan Bumi pertama yg terbentuk adalah langit dan Bumi alam Baqa yg di dalamnya terdiri dari 7 Planet Surga dan 7 Planet Neraka, itulah Bumi alam Baqa yg nantinya akan di tempati oleh seluruh manusia.

Setelah terbentuk alam Baqa, lalu Zat Allah tersebut berlanjut membentuk alam Barzah, alam Nirwana, alam Jin dan alam Fana melalui proses degradasi dan adaptasi dan asimilasi berbagai zat mencari yg senyawa, kemudian membentuk seluruh alam semesta beserta isinya.

Allah berfirman:

وَاِ نْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا عِنْدَنَا خَزَآئِنُهٗ وَمَا نُنَزِّلُهٗۤ اِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ
“Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khasanahnya; Kami (Allah) tidak menurunkan (Zat-Nya) melainkan dengan ukuran tertentu.”
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 21)

Dalam ayat tersebut Allah menurunkan Zat-Nya di sesuaikan dg ukuran benda/alam atau mahluk yg akan diciptakannya, sebab jika tidak sesuai ukuran tidak akan terbentuk, disebabkan menyalahi ilmu-Nya

Di abad moderen seorang ilmuan barat bernama Albert Ainstein penemu teori Big Bang beliau dalam bukunya mengatakan bahwa, dalam proses penciptaan Bumi berawal dari volume 0 atau dari ketiadaan, lalu tiba-tiba muncul terjadi ledakan besar (Big Bang) dengan se-iring munculnya Bumi.

Namun dari riset metafisika ilmuan Islam dg menggunakan kacamata Ma,rifatullah (mengenal Allah) menemukan Bumi ini, bahkan seluruh alam semesta ini tercipta bukan dari ketiadaan, akan tapi dari keberadaan Zat Allah yg Maha Besar, Maha Halus, kemudian terjadi degradasi dan asimilasi dari berbagai zat Allah, dalam proses tersebut terjadi ledakan besar (Big Bang) kemudian dg ukurannya Zat tersebut membentuk seluruh alam semesta.

Inilah Proses Allah mencipta alam beserta isinya dari temuan ilmuan Islam bermakom Ma,rifatullah yg sangat sistematis, matematis, dan logika.

Allah berfirman:

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَا خْتِلَا فِ الَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ لَاٰ يٰتٍ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ 
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 190)

Dalam ayat tersebut, menurut Allah jika dilihat dari kacamata orang yg mempergunakan akal, dalam proses penciptaan langit dan bumi benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, karena ada peristiwa yg sangat besar yg terjadi yg sangat mengerikan sekaligus mengagumkan.

Hal ini karena Allah ingin memperkenalkan diri-Nya melalui ciptaan-Nya, agar manusia di Bumi dapat mengenal Allah melalui ciptaannya.

Coba perhatikan dg akal dan hati kita, dg adanya ciptaan tentunya karena adanya sang penciptanya. Allah memperkenalkan dirinya melalui ciptaan, dalam ciptaan-Nya menginformasikan adanya keberadaan Allah sang pencipta alam.

Alam ini bisa hidup karena masih ditransfer oleh Zat Allah, jika Allah sudah menghentikan transfer Zat-Nya, maka runtuhlah dan matilah alam ini (kiamat) , kemudian Zat-Zat alamnya kembali kepada Zat Allah (sisi Allah) karena bahan baku alam ini adalah Zat Allah. Tubuh kita saja jika kekurangan salah satu Zat ion tobuh bisa mengalami dehidrasi yg berujung kepada kematian, kemudian hancur lebur kembali kepada tanah, karena bahan baku tubuh kita dari saripati tanah.

Di dalam ayat dibawah ini Allah berfirman bahwa, Allah Maha meliputi segala sesuatu, karena memang Zat-Nya/Fisik-Nya meliputi segala sesuatu termasuk meliputi tubuh kita.

Allah berfirman:

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُّحِيْـطًا
“Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi, dan Allah (Maha) meliputi segala sesuatu.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 126)

Allah berfirman:

وَلِلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَا لْمَغْرِبُ فَاَ يْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ
“Dan milik Allah Timur dan Barat. Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 115)

Karena Allah Maha meliputi segala sesuatu, maka kata Allah, kemanapun kita menghadap, disitulah Wajah Allah

Allah berfirman:

وَمَا كَا نَ لِنَفْسٍ اَنْ تُؤْمِنَ اِلَّا بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ
“Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mempergunakan akalnya”
(QS. Yunus 10: Ayat 100)

Dalam ayat tersebut di atas, Allah akan menimpakan ajab neraka kepada orang yg tidak mempergunakan akalnya, karena orang yg tidak mempergunakan akal, mereka cenderung pasif bodoh tidak bisa mengenal Allah, sehingga tidak mendapatkan izin menjadi orang yg beriman, karena orang bodoh tidak akan menambah keimanannya kepada Allah, sehingga mendapatkan murka Allah dalam bentuk ajab.

Ciri-ciri orang yg belum mengenal Allah, ketika di tanya, dimana Allah, mereka akan menjawab, “di langit, ” padahal di dalam ayat berikut ini, Allah mengatakan dirinya sangat dekat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
(QS. Qaf 50: Ayat 16)

Jawaban Allah di langit terbantahkan oleh ayat tersebut, karena memang Allah sangat dekat, disebabkan Allah Maha Meliputi segala sesuatu termasuk meliputi langit dan meliputi kita semua.

Ayat tersebut telah menyatakan Allah sangat dekat, kenapa kita menjauh dari Allah, karena akal dan hati kita tidak mengenal Allah secara ilmiah, Allah yg di kenal hanya sebatas kalimat/lafad yg terucap dari mulutnya saja, makanya ketika solat kita lalai kepada Allah, karena akal dan hati kita tidak bisa mengingat Allah, yg ada ingat isi duniawiah. Ini fakta yg sesungguhnya terjadi.

Allah berfirman:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ 
“Maka celakalah orang yang sholat,”

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَا تِهِمْ سَاهُوْنَ 
“(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya,”
(QS. Al-Ma’un 107: Ayat 4-5)

*Undzur ma qoola wala tandzur man qoola yang artinya *lihatlah apa yang disampaikan, dan jangan melihat siapa yang menyampaikan.* Pepatah ini mengajarkan kepada kita agar melihat dan memperhatikan apa yang dikatakan atau disampaikan, bukan melihat siapa yang mengatakan atau menyampaikannya.

Demikianlah yg dapat saya sampaikan, kajian ini di harapkan dapat mengenal Allah lebih ilmiah dan mendalam, agar kita semakin menambah keimanan kita kepada Allah.

Cirebon 1 April 2023

#Diakses MC.AMPER@ PressTASI dan PUSAKA

Berita Lainya...

Verified by MonsterInsights