ARTIKEL,ekspresinews.com
Acara evaluasi akhir tahun Aspirasi Indonesia, pada 27 Desember 2023 dibuka dengan tausiah oleh ustad Cecep. Hadir sejak awal sejumlah Nara sumber diantaranya Agung Marsudi, Idris Hady, Sri Bintang Pamungkas, serta Dokter Zulkifli Ekomey.
Bunda Jatiningsih berharap semua pengalaman kita pada tahun 2023 bisa menjadi bahan kajian dan pertimbangan bagi kita semua memasuki tahun 2024, kata Jatiningsih.
Membuka acara diskusi, Bunda Jatiningsih mewakili Sohibul hajat Bunda Wati Imhar Burhanudin yang sedang berada di London berharap semua pengalaman kita pada tahun 2023 bisa menjadi bahan kajian dan pertimbangan untuk memasuki tahun 2024, tandas Jatiningsih.
Sri Bintang Pamungkas mengawali pembicara utama mengatakan kondisi Indonesia tidak baik-baik saja, sudah rusak-rusakan sejak diberlakukannya UUD 1945 yang palsu mulai tahun 2002. Karena rusaknya UUD 1945 justru menjadi sumber kerusakan yang terus mendera bangsa dan negara Indonesia sampai hari ini. Akibatnya, Indonesia menjadi negara kapitalis dan memberi jalan bagi kolonialis masuk ke Indonesia dengan leluasa. Karena itu gerakan kembali kepada UUD 1945 harus dilakukan dan gerakan itu sudah dilakukan oleh rakyat sejak tahun 2002, meski agak lebih masif baru dilakukan pada akhir-akhir belakangan ini, menjelang Pemilu 2024.
Karena itu kehendak rakyat, menurut aktivis sejak jaman Orde Baru berkuasa ini, harus segera dihentikan dan segera kembali kepada UUD 1945 dibarengi dengan mengganti rezim penguasa yang korup.
Dokter Zulkifli Ekomey ikut memapar sekilas sejarah perubahan UUD 1945 sejak tahun 2002 yang asli itu. Akibatnya, menurut Zulkifli Ekomey cara memilih pemimpin dengan berjudi — cara untung-untungan itu — mengakibatkan nasib rakyat telah menjadi pertaruhan seperti dalam perjudian itu, tandas dokter Zulkifli Ekomey.
Agung Marsudi, berkisah tentang pandangan warga masyarakat daerah seperti yang terjadi di Duri, Riau. Sehingga Indonesia jadi sangat tergantung pada penghasilan minyak dari Duri, Riau.
Kekhawatiran rakyat mengenai pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat. “Jadi lobang kemiskinan lama ditutup oleh lobang kemiskinan yang baru. Begitu seterusnya berlanjut”, tandas Agung Marsudi.
Orde Reformasi hari ini sudah lebih dari 25 tahun, tetapi yang selalu disalahkan mengapa mesti tetap Orde Baru. Padahal, sekarang yang sedang menikmati kekuasaan adalah Orde Reformasi. “Jadi ada persepsi masyarakat yang salah tentang demokrasi. Padahal, penyakit masyarakat yang paling akut adalah kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan dalam segala bidang kehidupan merupakan masalah pokok yang nyata menjadi masalah rakyat sampai hari ini.
Idris Hady, orang yang memuliakan Emak-emak sungguh dapat dipastikan adalah orang yang mulia juga. Karena itu, mulialah Emak-emak Indonesia yang tetap teguh dan tegar memberi perhatian pada bangsa dan negara Indonesia agar bisa lebih baik dan ikut terus berjuang seperti sekarang ini.
Dr. Wilia Safitri, setuju ajakan untuk kembali ke UUD 1945 dan perlu mendapat didukung dari rakyat secara bersama seluruh. Meski dia sendiri ketika itu ikut menjadi bagian dari upaya melakukan amandemen yang diselewengkan itu. Karena mulanya, amandemen UUD 1945 itu hanya ingin membatasi jabatan presiden semata.
Mustika Sani, selaku pengacara meyakinkan untuk menjatuhkan rezim zalim tidak bisa dilakukan secara hukum. Artinya, untuk meruntuhkan sistem dan rezim yang zalim harus dilakukan dengan cara ekstra ordinary . Jadi ada korelasinya dengan gerakan Islamophobia yang diusung Aspirasi Emak-emak dengan gerakan kembali ke UUD 1945, sehingga sikap heroik seperti yang dilakukan Arek-arek Suroboyo harus dilakukan hingga menjadi bisa menjadi catatan sejarah sebagai hari Pahlawan nasional bagi bangsa Indonesia.
Siapa-siapa yang terlibat dan berdosa dalam pembongkaran UUD 1945, sehingga perlu melakukan tobat nasuha, tercatat jelas dokumen sejarahnya. Mereka yang terlibat dalam amandemen UUD 1945 pada tahun 2022, ada dokumen catatannya, imbuh Agung Marsudi.
Yang berbahaya pada interval waktu dari pemilihan presiden hingga waktu pelantikan presiden hasil Pemilu tahun 2024 nanti sungguh sangat riskan terjadi kegaduhan, kata Agung Marsudi dalam perspektif politik di Indonesia yang semakin memanas, tidak hanya di kalangan kontestan dan pendukung masing-masing Capres dan Cawapres, karena tidak mustahil ditimbulkan dari pihak lain. Apalagi adanya kecenderungan dalam Pemilu yang tidak ada jaminan untuk dapat berlangsung jujur, adil dan menjunjung etika politik yang baik.
Dalam sesi terakhir acara evaluasi akhir tahun Aspirasi Indonesia sempat membacakan pernyataan sikap secara bersama dalam bentuk maklumat Aspirasi.
Menteng, 27 Desember 2023