KAB.CIREBON,ekspressinews.com*
Dinas kesehatan bidang P2P (Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit) Kordinator Penyakit Tidak Menular berusaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan yang ada di tingkat Puskesmas untuk masyarakat, salah satu kegiatan yang dilakukan saat ini berupa pelatihan pengembangan programmer yang ada di Puskesmas se kabupaten Cirebon.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan di Hotel Apita (25-05-2022) dengan peserta para programmer dari seluruh Puskesmas yang ada berjumlah 60 orang, yang dimaksud programmer adalah tenaga perencana program untuk melaksanakan SPM (standar pelayanan minimal) yang harus dilakukan di Puskesmas, ungkap Rita Herawati, S.Kep. Ners. Subkoordinator Penyakit Tidak Menular di sela kegiatan.
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan SDM terutama programmer pengelola penyakit tidak menular yang ada di Puskesmas se wilayah kabupaten Cirebon untuk mencapai SPM di Kabupaten.
“Kita tidak hanya menerapkan target capaian saja yang memang harus _match_ tapi kita bekali mereka dengan pengetahuan dan ilmu untuk bisa mencapai SPM yang ditetapkan, sementara SPM yang ada untuk penyakit tidak menular (PTM) ada 4 SPM, pertama Screening usia produktif, kedua, hipertensi, ketiga Diabetes melitus dan terakhir kesehatan jiwa. Keempat SPM ini ada di Puskesmas.”
Untuk Kesehatan jiwa harus bersinergi dengan dokter puskesmas, perangkat desa dan kecamatan, tetap penanganan dilakukan di rumah sakit, untuk diberikan rujukan pada rumah sakit tergantung juga dari pihak keluarga, wilayah bagian barat dirujuk ke RSUD Arjawinangun dan wilayah bagian timur ke RSUD Waled. Teknik penjaringan orang yang terganggu Kesehatan jiwanya tetap dilakukan Puskesmas.
Kegiatan saat ini difokuskan untuk Programmer pengelola gizi dan hipertensi. Untuk pengelola hipertensi ini bertujuan untuk bisa menangani kasus yang ada di wilayahnya terkait bagaimana cara melakukan konseling bagi penderita hipertensi mengenai pola makan, pola tidur supaya bisa tetap melaksanakan aktivitas kegiatan keseharian.
Pemateri kegiatan ini dari Ikatan Dokter Indonesia Kabupaten Cirebon untuk materi pengelola penyakit dan untuk gizi dari ahli gizi rumah sakit.
Untuk penyakit hipertensi ini masyarakat cenderung mengabaikan bila tidak ada keluhan, dan semestinya di usia 15 tahun hingga 59 tahun setiap tahun dilakukan minimal satu kali screening, meliputi tinggi badan, berat badan, tensi darah, kadar gula dan lingkar perut, untuk lingkar perut perempuan tidak boleh lebih dari 80 dan lelaki 90, karena lingkar perut menunjukan penimbunan lemak tinggi dan bisa berakibat penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes melitus, pemeriksaan kesehatan sendiri dilakukan bermanfaat untuk pencegahan agar tidak bertambah parah bila diketahui gejala penyakit yang ada, dengan menerapkan pola hidup sehat dan bahagia, urai Rita.
Harapan dari Rita selaku Subkoordinator Penyakit tidak menular supaya masyarakat di kabupaten Cirebon sehat dan para pengelola program bisa memberikan bimbingan pada masyarakat untuk tetap sehat dan bahagia, pungkas Rita mengakhiri perbincangan.
(Biro/Istiqomah – Hatta/Redkemenkes)
#Diakses MC Bulletin AMPER@ PressTASI dan PUSAKA
📱081802391556
083148223467