Lailatul Qadar adalah malam paling utama di antara malam-malam di bulan Ramadhan. Allah menurunkan satu surat di dalam Al-Qur’an yang secara khusus berbicara tentang Malam Qadar.
Kemuliaan Malam Qadar sendiri tidak terlepas dari posisinya sebagai malam diturunkannya Al-Qur’an dari Lauh Mahfuz ke Bait Al-’izzah. Di malam inilah Allah mengaruniakan banyak keistimewaan, sehingga amat merugilah orang-orang yang tidak berusaha memburu malam yang hanya ada sekali dalam satu tahun ini.
Berikut keistimewaan malam Qadar yang terangkum dalam Al-Qur’an dan hadis:
- Malam dengan pahala berlimpah
Setiap amalan yang dilakukan seorang muslim dan bertepatan dengan malam Qadar akan diberi ganjaran kebaikan senilai lebih dari 1000 bulan. Allah berfirman:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan (QS. Al-Qadr [97]: 3).
Imam Mujahid dan Amr bin Qais Al-Mulai menjelaskan bahwa yang lebih baik dari 1000 bulan di ayat di atas adalah amalan yang dilakukan di malam itu.
- Malam pengampunan dosa-dosa
Rasulullah ﷺ mengabarkan kepada kita, malam Qadar ampunan turun untuk setiap orang yang menghidupkan malam ini dengan ibadah-ibadah. Beliau ﷺ bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan iman dan hanya mengharap pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu (HR. Bukhari no. 2014).
- Malam penuh keberkahan
Malam turunnya Al-Qur’an juga disebut sebagai “lailah mubarakah” (malam penuh keberkahan). Hal ini termaktub dalam firman Allah:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan (QS. Ad-Dukhan [44]: 3).
Imam Qatadah menyatakan bahwa malam yang dimaksud dalam ayat di atas adalah malam Qadar yang berada di bulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
Imam Syaukani mengatakan bahwa keberkahan turun di malam ini sebab dua hal: Pertama, Al-Qur’an turun di malam tersebut. Kedua, para malaikat, termasuk penghulu para malaikat yaitu malaikat Jibril turun ke bumi untuk membawa takdir makhluk di tahun itu.
- Malam dikabulkannya doa-doa
Pada malam Qadar, para malaikat turun ke bumi. Allah berfirman:
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan (QS. Al-Qadr [97]: 4).
Dalam beberapa riwayat, Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa malaikat turun bersamaan dengan turunnya rahmat dan keberkahan. Misalnya, malaikat menyertai halaqah-halaqah zikir, dan juga membersamai orang yang membaca Al-Qur’an.
Turunnya malaikat adalah pertanda meningkatnya peluang doa untuk dikabulkan. Karena para malaikat mengaminkan doa orang-orang beriman. Oleh karena itu, kita sebaiknya memperbanyak doa di malam-malam yang diduga sebagai malam Qadar.
- Hadirnya ketentraman
Dalam surat Al-Qadar, ketentraman disebut dengan kata salaam. Allah berfirman:
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar (QS. Al-Qadr [97]: 5).
Imam Qatadah memaknai salam sebagai kebaikan, artinya pada malam Qadar, hanya ada kebaikan hingga terbit fajar. Imam Sya’bi mengatakan bahwa salam berarti malaikat mengucapkan selamat kepada para pemakmur masjid.
Imam Ibnu Katsir menggambarkan ketentraman dan kedamaian malam Qadar dengan sabda Rasulullah ﷺ:
إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لَا بَرْدَ فِيهَا وَلَا حَرَّ وَلَا يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا حَتَّى تُصْبِحَ وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ
Sungguh tanda-tanda malam Qadar itu adalah ia menjadi malam yang tenang dan terang, seakan-akan ada bulan yang bercahaya dengan lembut. Malam itu angin berhembus dengan tenang tidak terasa dingin maupun panas. Pada malam itu, bintang-bintang tidak dilempar hingga pagi hari. Di pagi harinya, matahari mengeluarkan cahaya yang hangat dan tidak terik, seperti sinar bulan purnama (HR. Ahmad no. 21702).
itulah lima keistimewaan malam Qadar.
Keistimewaan-keistimewaan ini menunjukkan tingginya posisi Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Ini juga memberikan motivasi yang besar bagi kita untuk semakin bersemangat memburu malam Qadar dengan persiapan sebaik mungkin dan amalan-amalan maksimal.
Dengan tekad, niat, usaha, dan pertolongan Allah semoga kita dapat bertemu dengan Lailatul Qadar tahun ini. Aamiin.
(Penulis: Sugeng Cahyono Jombang Jawa Timur)