Search
Tertarik Pasang Iklan ? Hubungi

JEJAK PETILASAN TENTANG SYEKH SITI JENAR.

IMG-20220213-WA0001.jpg

JEJAK PETILASAN TENTANG SYEKH SITI JENAR.

Cirebon,ekspresinews.com
Syekh Siti Jenar (829-923 H/1348-1439 C/1426-1517 M), memiliki banyak nama :

  • San Ali (nama kecil pemberian orang tua angkatnya, bukan Hasan Ali Anshar seperti banyak ditulis orang);
  • Syekh ‘Abdul Jalil (nama yg diperoleh di Malaka, setelah menjadi ulama penyebar Islam di sana);
  • Syekh Jabaranta (nama yg dikenal di Palembang, Sumatera dan daratan Malaka);
  • Prabu Satmata (Gusti yg nampak oleh mata; nama yg muncul dari keadaan kasyf atau mabuk spiritual; juga nama yg diperkenalkan kepada murid dan pengikutnya);
  • Syekh Lemah Abang atau Lemah Bang (gelar yg diberikan masyarakat Lemah Abang, suatu komunitas dan kampung model yg dipelopori Syekh Siti Jenar; melawan hegemoni kerajaan. Wajar jika orang Cirebon tidak mengenal nama Syekh Siti Jenar, sebab di Cirebon nama yg populer adalah Syekh Lemah Abang);
  • Syekh Siti Jenar (nama filosofis yg mengambarkan ajarannya tentang sangkan-paran, bahwa manusia secara biologis hanya diciptakan dari sekedar tanah merah dan selebihnya adalah roh Allah; juga nama yg dilekatkan oleh Sunan Bonang ketika memperkenalkannya kepada Dewan Wali, pada kehadirannya di Jawa Tengah/Demak; juga nama Babad Cirebon);
  • Syekh Nurjati atau Pangran Panjunan atau Sunan Sasmita (nama dalam Babad Cirebon, S.Z. Hadisutjipto);
  • Syekh Siti Bang, Syekh Siti Brit, Syekh Siti Luhung (nama-nama yg diberikan masyarakat Jawa Tengahan)
  • Sunan Kajenar (dalam sastra Islam-Jawa versi Surakarta baru, era R.Ng. Ranggawarsita [1802-1873]);
  • Syekh Wali Lanang Sejati; Syekh Jati Mulya; dan Syekh Sunyata Jatimurti Susuhunan ing Lemah Abang.

NAMA LENGKAP :

Syekh Sayyid as-San Ali al-Husaini bin Sayyid Shaleh bin Sayyid Abdul Malik bin Sayyid Syaikh Husain Akbar Al-Khan (Gujarat, India) bin Sayyid Ahmad Shah Jalaludin Al-Khan bin Sayyid Abdullah AzhmatKhan (India) bin Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir AzhmatKhan (Nasrabad) bin Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut, Yaman) bin Muhammad Sohib Mirbath (lahir di Hadhramaut, Yaman dimakamkan di Oman) bin Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin Sayyid Alawi Ats-Tsani bin Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin Sayyid Alawi Awwal bin Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir (Hadhramaut, Yaman ) bin Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi (Basrah, Iraq) bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin Sayyidina Ja’far As-Sodiq (Madinah, Saudi Arabia) bin Sayyidina Muhammad Al Baqir bin Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin {menikah dengan Fathimah binti Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Tholib, kakak Imam Hussain} bin Al-Imam Sayyidina Hussain bin al-Imam sayyidina Ali karomallahu wajhah bin Abu Tholib dan istri beliau(sayyidina Ali) Fatimah Az-Zahro binti Rasulullah sayyidina Muhammad Salallahu’alaihiwasalam.


Catatan : Dalam kisah legenda Siti Jenar ditulis dalam bentuk Tujasudil Makna, majas personifikasi sebagai pewayangan dari sebuah perumpamaan. Digambarkan sebagai seorang ahli tasawuf sejaman dengan Kalijaga. Kisah fenomenal Manunggaling Kawula Gusti memposisikan Syekh Siti Jenar dalam proses transisi Fii Maqami Fana menuju Fii Maqami Baqa. Fana adalah kematian dan ketiadaan, sedangkan Baqa adalah kenyataan atau yang lebih dikenal dalam istilah Jawa sebagai Kasunyatan. Wihdzatul Wujud bukanlah sebuah konsepsi spiritual semata-mata, melainkan sebuah keadaan Haqiqi dimana makhluk dalam ketiadaan melainkan seluruh alam adalah perjuduan Khaliq itu sendiri. Hanya sifat Adam dan Qidam yang menjadikan jeda dalam ruang dan waktu menjadikan sebuah kerinduan untuk bersatu kembali ke asal.
Wejangan diatas perahu hakekatnya adalah majas dari kitab Safinatunnajah (kapal) yang sedang menuju ke tengah samudera Tuban (Tubanlimansaghalaaibanafsah).
Kiasan-kiasan ini kadang menjadi perdebatan bagi beberapa kalangan sejarahwan ketika dalam penelitian mereka melupakan sisi teknis penulisan gaya naskah-naskah satra, historiografi, heuristik artefak mantifak dari sebuah disiplin Ilmu yang disebut TASAWUF.

Hakekatnya Siti Jenar bukanlah siapa-siapa, melainkan Salik yang Adam yang merindui Khaliq yang Qidam, kudrat iradat azali, yakni kita semua.

Penulis Syam A.RH.Casmitha/WAG Jejak Petilasan

Dimuat juga media cetak PUSAKA

📱081802391556 dan 083148223467

Berita Lainya...

Verified by MonsterInsights