TASIKMALAYA.Jabar,ekspresinews.com Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Islam (GPI) Jawa Barat (Jabar) menggelar konferrensi pers terkait kontroversi spanduk dan baliho GPI Istiqomah Perangi Maksiat. Spanduk dan baliho tersebut diklaim sebagai upaya dakwah terbuka informatif untuk mengedukasi umat terkait konsistensi perjuangan organisasi.
Konferensi pers PW GPI Jabar digelar di Yayasan Jammiyatul Abror Al-Gaza Pusparaja, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (04/02/2024). Hadir dalam konferensi tersebut, perwakilan PD GPI se-Jawa Barat, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta sejumlah kader GPI. Konferensi pers dilakukan oleh Ketua umum PW GPI Jawa Barat Taopik Wahidin didampingi Sekertaris Umum PW GPI Jabar Iim Imanilloh dan pengurus lainnya.
Kepada wartawan, Taopik menjelaskan bahwa isi spanduk dan baliho tersebut menginformasikan bagaimana kinerja Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam memerangi maksiat. Diantaranya, Rumah Hiburan Umum (RHU) Alexis saat kampanye pencalonan, dijanjikan Anies akan ditutup nyatanya hanya berganti nama. Janji kampanye untuk menjual saham pabrik bir milik Pemprov DKI Jakarta ternyata hingga akhir pemerintahannya prosentase kepemilikan saham justru meningkat. Disebutkan juga, Gubernur DKI Jakarta sempat memberikan penghargaan kepada salah satu diskotik di Jakarta.
“Jadi spanduk dan baliho dengan logo PP GPI dan Brigade GPI yang dipasang di beberapa tempat di Jawa Barat adalah benar dipasang atas perintah dari pusat. Isinya menekankan bahwa GPI istiqomah dalam memerangi kemaksiatan dalam kondisi apapun,” kata Taopik.
Ketua PW GPI Jabar ini menekankan, informasi yang disampaikan pada spanduk atau baliho tersebut disampaikan ke publik adalah benar. Tidak ada tujuan negatif pada dakwah terbuka, semata untuk dakwah terbuka bahwa GPI konsisten dalam memerangi maksiat.
“Kami menekankan, isi spanduk atau baliho tersebut tidak ada hubungannya dengan kontestasi apapun. Murni dakwah terbuka. Adapun Jakarta atau Gubernur kami sebut-sebut di dalamnya, itu hanya sebagai contoh bahwa kami akan selalu istiqomah memerangi kemaksiatan. Siapapun umaroh (pemimpin-red)nya. meski umarohnya terindikasi pro-maksiat, GPI istiqomah dalam perjuangan kami, ” tegas Ketua PW GPI Jabar.
Taopik menyayangkan spanduk dan baliho yang dipasang di wilayah Jawa Barat dirusak bahkan diambil oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Ia menjabarkan, sebanyak 8 baliho yang dipasang GPI hilang tak berbekas. Hal ini juga terjadi pada spanduk yang dipasang di kawasan Ciamis.
“Kami tegaskan sekali lagi, spanduk dan baliho GPI Istiqomah Perangi Maksiat tidak ada urusan dengan pilihan presiden. Hanya Satpol PP yang berhak mengambil spanduk dan baliho tersebut. Jika ada orang atau pihak lain yang merusak atau mengambil, maka kami anggap pro maksiat dan akan kami laporkan ke kepolisian setempat. Perusakan terhadap atribut organisasi. Ini perintah langsung Ketua Umum,” tegas Taopik.
Ia menambahkan, saat ini PW GPI Jabar kembali memasang spanduk dan baliho dengan tema yang sama di 15 wilayah. Pemasangan tersebut dimaksudkan sebagai penegas keistiqomahan kader GPI khususnya kader Jawa Barat dalam berdakwah.
“Kami istiqomah dalam berdakwah. Kami katakan, GPI tidak pernah takut dengan preman pro maksiat. Spanduk dan baliho kami dirusak, kami akan pasang di titik yang lain. Sekali lagi, GPI Istiqomah perangi maksiat,” tutupnya. (*)