ARTIKEL-Rusmam.M.,ekspresinews.com
MUNAFRI Arifuddin alias Appi mencalonkan diri sebagai Walikota Makassar dengan cita-cita tertentu. Appi ingin membangun supaya menjadi kota yang mempunyai daya saing sama dengan kota-kota lainnya. Tidak hanya di kawasan timur Indonesia (KTI) tapi di Indonesia.
Menurutnya secara geografis, Makassar bisa maju kalau dinahkodai oleh orang yang mengerti perkembangan wilayah dan punya visi ke depan. Ia juga ingin melihat bagaimana potensi putra putri kota ini, yang selama ini banyak berkiprah di luar kota.
”Makassar harus dikembalikan citranya seperti masa lalu, yang memainkan sentra pendidikan, ekonomi, pemerintahan, orang-orangnya pelaut ulung, dan lain-lain,” katanya.
Lalu, bagaimanakah pandanganya kedepan terkait posisi Makassar?
Appi melihat Makassar tidak lepas dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) secara regional. ”Perubahan sosial dan politik dinamis akan melahirkan ketergantungan antar sektor sumber daya ekonomi dan non-ekonomi, maupun terjadinya interaksi yang cepat antar pelaku kegiatan, baik dalam skala daerah, regional, maupun dalam skala internasional.”
Diharapkannya Makassar memainkan peranan penting sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan kemaritiman di kawasan tersebut. Dalam pandangan Munafri, Makassar mempunyai kelebihan sebagai satu kesatuan wilayah, yang merupakan akumulasi dari keunggulan antar kabupaten/kota tetangga secara utuh.
Tetapi fungsi dan peranan pemerintahan kabupaten, belum berada pada posisi yang maksimal untuk mendorong terwujudnya keunggulan-keunggulan di atas. Tuntutan otonomi daerah dan keharusan menghadapi persaingan global, membuat Makassar tidak hanya dihadapkan pada persaingan di kawasan, tetapi juga dengan wilayah di luar kawasan, sampai ke wilayah Asia, Amerika dan Eropa.
”Kesiapan menghadapi globalisasi adalah kemampuan mengelola SDM (sumber daya manusia,red) dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki, serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, dalam rangka peningkatan daya saing,” jelasnya.
Pengembangan pembangunan Makassar, lanjutnya, harus berorientasi kepada bentuk partisipasi dengan melibatkan masyarakat dalam penyusunan dan evaluasi keputusan strategis.
Model pembangunan ini tak dapat dihindari, mengingat masyarakat merupakan alat kontrol sosial efektif yang memiliki daya kritis terhadap berbagai persoalan pembangunan. ***
(Biro-Rusman.M/RedPersNKRI) #Terintegrasi MC.AMPER@ PressTASI PUSAKA dan JAringan Wartawan Aktivis nusantaRA
